“Satu Anak Miskin di Bantu Nanti Khawatir Anak Miskin Lainnya Juga Akan Minta Bantuan Serupa”
Rengat, detikriau.org – Miris. Mungkin kalimat inilah yang bisa mewakili nasib yang kini harus diterima Ari. Bagaimana tidak, tekadnya untuk mengenyam pendidikan di bangku Sekolah Menengah Atas sepertinya akan tersandung. Beban biaya yang katanya wajib bagi siswa baru di SMKN 1 Pasir Penyu sebesar Rp. 1.475.000 jadi batu penghalang.
Menurut penjelasan Bhabinkamtibmas Kelurahan Tanah Merah Polsek Pasir Penyu, Bripka Hanif yang mencoba mengulurkan tangan memberi bantuan menerangkan bahwa upayanya untuk mendapatkan keringanan biaya bagi putra Nurhayati Lubis ini tak banyak membuahkan hasil.
Ia bahkan mengaku sudah memboyong pihak sekolah dan komite untuk menyaksikan langsung kondisi kehidupan anak yang sudah tidak berbapak itu. hasilnya ternyata juga tak menyentuh hati. Beban biaya-pun tetap menjadi keharusan.
“Memastikan bahwa anak Nurhayati Lubis benar anak yatim dan orang tidak mampu, semalam senin 1/8 sekitar pukul 12.00 Wib bersama pihak SMKN 1 Pasir Penyu, pak Ikhsan, ketua Komite SMKN 1 Pasir Penyu pak Agus Suprapto, wakil Ketua Komite Drs Tomas Sudarso, kita sudah mengunjungi kediaman mereka,” ungkap Bripka Hanif Azhar, selasa (2/8/2016)
Hasil dari kunjungan itu, ditambahkan Hanif, pihak sekolah dan komite mengaku tidak dapat memberikan keringanan. Biaya sebesar Rp. 1.475.000 yang katanya untuk iuran pakir, penambah daya lisrik dan baju seragam itu tetap harus dilunasi sebagaimana keputusan rapat di sekolah.
“Pihak sekolah hanya bersedia meringankan pembayaran SPP dari Rp 180 ribu per bulannya, diringankan menjadi Rp 50 ribu perbulannya. Itu saja,” tuturnya.
Menurut Hanif juga, memenuhi kehidupan sehari-hari, Ibu Nurhayati Lubis hanya mengandalkan penghasilan dari bekerja sebagai pengasuh anak tetangga dengan penghasilan yang diterima setiap bulannya Rp. 800 ribu dan kini harus membayar Rp 1.475.000 agar anaknya bisa diterima masuk di SMKN 1 pasir penyu.
Dikomfirmasi terpisah, Ketua Komite SMKN 1 pasir Penyu Agus Suprapto menyatakan ditolaknya keringanan biaya masuk bagi Ari ini disebabkan rasa kekhawatiran tidak berjalannya program sekolah. Jika satu anak miskin dibantu, ia khawatir nanti akan ada lagi anak miskin lainnya yang akan meminta bantuan serupa.
“Hasil pertemuan kemaren, biaya masuk itu tidak bisa ditawar. Rp. 1.025.000 untuk 6 stel seragam sekolah. Kan untuk siswanya sendiri. Termasuk juga tambahan biaya lainnya seperti biaya untuk peningkatan halaman Parkir dan biaya penambahan daya listrik yang kegunaannya untuk jaringan komputer. Untuk siswa juga kan?.” Katanya, selasa (2/8/2016)
Lucunya, Agus mengaku masih terbuka bagi pihak Komite dan sekolah untuk memberikan kesempatan meringankan Biaya itu, namun hal ini seharusnya jangan sampai terkpos dulu. “sebab kita khawatir Program sekolah bisa tidak jalan” Ucapnya lagi
Sayangnya kepala SMKN 1 Pasir Penyu Ahmad Bastari belum bisa dimintai komfirmasi. Nomor Handphone miliknya tidak dapat kondisi aktif. (zal)



BERITA TERHANGAT
Gergaji Terali Besi, Tiga Napi Rutan Pasir Penyu Kabur
Ketua BEM Inhu Pastikan Maju Rebut Ketua KNPI periode 2016 – 2019
Bahas Rencana Aski Pencegahan Korupsi, Tim Korsupgah KPK Kunjungi Kabupaten Inhu